Banyak orang mengandalkan suplemen untuk meningkatkan kesehatan, tetapi tahukah Anda bahwa konsumsi berlebihan justru bisa berbahaya? Hati dan ginjal berperan penting dalam memproses zat yang masuk ke tubuh, termasuk suplemen. Jika dikonsumsi secara berlebihan, beban kerja organ ini meningkat, yang berisiko menyebabkan gangguan serius hingga kerusakan permanen.
1. Suplemen Bisa Memberatkan Hati & Ginjal
Hati bertugas memetabolisme vitamin dan mineral, sedangkan ginjal bertanggung jawab menyaring kelebihan zat dari darah. Konsumsi suplemen dalam jumlah besar dapat membuat kedua organ ini bekerja lebih keras dari yang seharusnya, berpotensi menyebabkan kelelahan dan kerusakan organ dalam jangka panjang.
2. Suplemen yang Bisa Merusak Hati
Beberapa jenis suplemen dapat membebani hati jika dikonsumsi secara berlebihan:
✅ Vitamin A – Dapat menyebabkan toksisitas hati pada dosis tinggi (Penniston & Tanumihardjo, 2006).
✅ Zat Besi – Akumulasi berlebihan dapat menyebabkan peradangan dan gangguan fungsi hati (Brissot et al., 2018).
✅ Niacin (Vitamin B3) – Konsumsi berlebih berisiko merusak hati, terutama jika ada riwayat penyakit hati (McKenney et al., 2001).
3. Suplemen yang Bisa Mengganggu Fungsi Ginjal
Ginjal berperan dalam membuang zat-zat sisa dari darah. Jika terlalu banyak mengonsumsi suplemen tertentu, terutama yang berbasis protein atau mineral, ginjal bisa mengalami tekanan berlebih. Beberapa suplemen yang perlu diwaspadai:
⚠️ Protein & Kreatin – Dapat meningkatkan kerja ginjal dan memperburuk kondisi ginjal yang sudah lemah (Poortmans & Dellalieux, 2000).
⚠️ Kalsium & Vitamin D – Konsumsi berlebih bisa meningkatkan risiko batu ginjal (Jackson et al., 2006).
⚠️ Suplemen Herbal – Beberapa herbal mengandung senyawa yang sulit diproses oleh ginjal, seperti aristolochic acid (Debelle et al., 2008).
4. Apakah Anda Berisiko?
Jika Anda mengalami gejala berikut, pertimbangkan untuk meninjau kembali konsumsi suplemen Anda:
❌ Nyeri di bagian kanan atas perut (tanda gangguan hati).
❌ Perubahan warna atau tekstur urin (tanda masalah ginjal).
❌ Mudah lelah tanpa alasan yang jelas.
❌ Mual, muntah, atau hilang nafsu makan.
5. Tips Aman Mengonsumsi Suplemen
✅ Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen.
✅ Sesuaikan dosis dengan kebutuhan tubuh, bukan hanya mengikuti tren.
✅ Prioritaskan nutrisi dari makanan alami sebelum mengandalkan suplemen.
✅ Perbanyak konsumsi air untuk membantu ginjal dalam membuang zat sisa dengan lebih efisien.
Kesimpulan
Meskipun suplemen bisa memberikan manfaat bagi kesehatan, konsumsi berlebihan justru bisa menjadi racun bagi tubuh. Ingat, lebih banyak tidak selalu lebih baik! Dengarkan sinyal tubuh Anda dan jaga keseimbangan dalam pola makan serta gaya hidup.
Bagikan artikel ini agar lebih banyak orang sadar akan bahaya konsumsi suplemen berlebihan!
Referensi Ilmiah
- Penniston, K. L., & Tanumihardjo, S. A. (2006). The acute and chronic toxic effects of vitamin A. The American Journal of Clinical Nutrition, 83(2), 191-201.
- Brissot, P., Loréal, O., Brissot, E., Troadec, M. B., & Rozet, E. (2018). Iron metabolism and related disorders: From molecular mechanisms to clinical practice. Journal of Trace Elements in Medicine and Biology, 50, 13-23.
- McKenney, J. M., Proctor, J. D., Harris, S., & Chinchili, V. M. (2001). A comparison of the efficacy and toxic effects of sustained‐vs immediate‐release niacin in hypercholesterolemic patients. JAMA, 271(9), 672-677.
- Poortmans, J. R., & Dellalieux, O. (2000). Do regular high protein diets have potential health risks on kidney function in athletes? International Journal of Sports Nutrition and Exercise Metabolism, 10(1), 28-38.
- Jackson, R. D., LaCroix, A. Z., Gass, M., Wallace, R. B., Robbins, J., Lewis, C. E., … & Rossouw, J. E. (2006). Calcium plus vitamin D supplementation and the risk of fractures. The New England Journal of Medicine, 354(7), 669-683.
- Debelle, F. D., Vanherweghem, J. L., & Nortier, J. L. (2008). Aristolochic acid nephropathy: A worldwide problem. Kidney International, 74(2), 158-169.